Sunday, March 9, 2008

Thursday, February 14, 2008

SAJAK-DERITA PERTAMA


Adam ialah bapa kita
yang tercampak dari sebarang dunia
kerana mencari syurga
di chelah buah khuldi.
Waktu terlantar di dunia baru
hari tengah malam
ia tidak mengerti apa yang terjadi
mulutnya bisu.
Ia melihat sekeliling
mulai merasa cemas akan kegelapan
segumpal awan hinggap ke kening
ia tidak tahu apakah itu.
Sepanjang malam ia tercengang
dari hatinya mengalir sungai duka
bagaimana akan kutempuh rimba kegelapan
tubuh seseorang.
Sepanjang malam air matanya
membelah muka bulan.

MY YOUNGER SISTER & MY YOUNGER BROTHER







MY TRANSPORT


Pantun Kiasan


Tikar pucuk,tikar mengkuang
Alas nikah raja Melayu;
Ikan busuk jangan dibuang,
Buat perencah si daun kayu.
Buah bacang masak serangkai,
Burung dekut meniti batang;
Saya dagang tidak terpakai,
Macam melukut di tepi gantang.
Tebang gelam,tebang kenanga,
Batangnya tumbang menimpa gedung;
Kumbang mengidam nak seri bunga,
Bunga kembang di puncak gunung.
Pokok terap tumbuh di bukit,
Belat berbanjar panjang ke hulu;
Jangan diharap guruh di langit,
Kilat memancar hujan tak lalu.
Limau Bentan di tepi tingkap,
Budak-budak melempar burung;
Harimau di hutan lagi kutangkap,
Kononlah pulak cicak mengkarung.

SONNET 18


Shall I compare thee to a summer's day?
Thou art more lovely and more temperate.
Rough winds do shake the darling buds of May,
And summer's lease hath all too short a date:
Sometime too hot the eye of heaven shines,
And often is his gold complexion dimm'd;
And every fair from fair sometimes declines,
By chance, or nature's changing course, untrimm'd;
But thy eternal summer shall not fade
Nor lose possession of that fair thou ow'st.
Nor shall Death brag thou wand'rest in his shade,
When in eternal lines to time thou grow'st.
So long as men can breathe, or eyes can see,
So long lives this, and this gives life of thee.

Seribu Tahun

Kelip-kelip kusangka api,
Kalau api mana puntungnya,
Hilang gahaib kusangka mati,
Kalau mati mana kuburnya,